Saatnya Memahami Islam Dengan Benar

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsJU7DLBPTvtCcBCT9xnkujNJaF9FNArviGngdMFsg8y9EXdE9JQgIT-PRh8VCECGNc-5m9rlSgaHNQAYaAGSCzNzmEkMppgch2VBQcPuA9TIKTkEyZFbegTefvAt-Vj6g24MchYjD47Bd/s1600/20992549_1536614869718832_7891997510063411742_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="501" data-original-width="960" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsJU7DLBPTvtCcBCT9xnkujNJaF9FNArviGngdMFsg8y9EXdE9JQgIT-PRh8VCECGNc-5m9rlSgaHNQAYaAGSCzNzmEkMppgch2VBQcPuA9TIKTkEyZFbegTefvAt-Vj6g24MchYjD47Bd/s1600/20992549_1536614869718832_7891997510063411742_n.jpg" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Sebaik-baik umat ini adalah generasiku, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka"</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saudariku, ketahuilah sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah memilihkan Islam sebagai agamamu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Sesungguhnya agama (yang haq) di sisi Allah adalah Islam.”</i> (QS. Ali Imron 19)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />Dan Allah meridhoi Islam, menyempurnakan, dan melengkapinya untukmu agar engkau dapat meraih tujuan hidupmu yang utama yaitu beribadah kepada Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.”</i> (QS. Al Maidah 3)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnu Katsir berkata, <i>“Ini adalah nikmat terbesar dari berbagai nikmat yang Allah berikan kepada umat ini. Yaitu Allah telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan agama yang lain dan juga tidak membutuhkan nabi selain nabi mereka, Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itulah, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan menjadikannya pula sebagai nabi yang diutus kepada seluruh manusia dan jin. Maka tidak ada yang halal melainkan apa yang dihalalkannya dan tidak ada yang haram selain apa yang diharamkannya serta tidak ada agama yang benar kecuali agama yang disyari’atkannya.”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Engkau Bisa Meraih Nikmat Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan saudariku, ketahuilah… engkau belum bisa mendapatkan nikmat Islam dalam hatimu sampai engkau memahaminya dengan benar. Pegangan utama seorang muslimah dalam memahami Islam adalah mengikuti Al Quran dan hadits. Allah telah menjamin akan menganugerahkan keistiqomahan kepada orang-orang yang mengikuti Al Quran, sebagaimana disebutkan tentang perkataan jin dalam Al Quran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya lagi memimpin kepada jalan kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”</i> (QS. Ahqoof: 30)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah juga menjamin akan memberikan keistiqomahan kepada para pengikut rasul sholallahu ‘alaihi wassalam yang disebutkan dalam firmanNya,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”</i> (QS. Asy Syu’ara: 52)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Realita yang Engkau Hadapi</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada realitanya, banyak sekali orang yang mengaku ber-ittiba’ (mengikuti) dan memahami Al Quran dan hadits. Sebagaimana para filosof dan orang-orang sufi mengatakan, <i>“Kami adalah orang yang ber-ittiba’ terhadap Al Quran dan hadits dan memahaminya.”</i> Para pengikut filsafat memang mengikuti Al Quran dan hadits, akan tetapi mereka menjadikan nash-nash Al-Qur’an dan hadits tunduk pada tuntutan akal mereka. Dengan demikian mereka sebenarnya telah meninggalkan Al Quran dan hadits dan menjadikan akal mereka sebagai Tuhan. Para pengikut sufi juga mengambil Al Quran dan hadits, namun mereka menjadikan nash-nash keduanya tunduk kepada perasaan mereka. Dengan demikian mereka pun meninggalkan Al Quran dan hadits dan menjadikan perasaan mereka sebagai Tuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kedua pemahaman tersebut merupakan contoh bahwa perpecahan telah terjadi pada umat Islam menjadi bergolong-golong. Mengapa umat Islam bisa berpecah belah? Tidak lain hal ini disebabkan manusia bersandar pada dirinya dalam memahami Al Quran dan hadits. Namun mereka tidak menyadari pemikiran manusia berbeda-beda dan tidak seragam. Di samping itu, kemampuan manusia dalam memahami Al Quran dan hadits sangat terbatas. Tidak ada satu akal pun yang sempurna, demikian juga tidak ada seorang pun yang terlepas dari kesalahan. Sehingga jadilah manusia berpecah-belah sesuai dengan pemikiran mereka masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Semua pemahaman dari golongan-golongan tersebut salah adanya selama meraka masih berpegang pada hawa nafsu yang buruk dalam memahami Al Quran dan hadits, kecuali orang-orang yang Allah berikan petunjuk. Allah mengancam penyelewengan mereka terhadap Al Quran dan hadits dengan neraka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlul kitab terpecah menjadi 72 golongan dan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan. 72 golongan di dalam neraka dan 1 golongan berada di surga.”</i> (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ad Darimi, Ath Thabroni, dll.)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ash Shan’ani <i>rahimahullah</i> berkata, <i>“Penyebutan bilangan dalam hadits itu bukan untuk menjelaskan banyaknya orang yang celaka dan merugi, akan tetapi untuk menjelaskan betapa luas jalan-jalan menuju kesesatan serta betapa banyak cabang-cabangnya, sedangakan jalan menuju kebenaran hanya satu.”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan orang-orang yang berpecah-belah karena memahami Al Quran dan hadits dengan hawa nafsu mereka yang menyimpang adalah teman-teman setan yang mengikuti jalan kesesatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Dari Ibnu Mas’ud berkata, “Pada suatu hari Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassalam membuat sebuah garis lurus dan bersabda: ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian beliau membuat garis-garis lain di kanan kirinya, dan bersabda: ‘Ini jalan-jalan lain dan pada setiap jalan ini terdapat setan yang menyeru ke jalan-jalan tersebut.’ Beliau lalu membaca (firman Allah ta’ala): ‘Dan sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus. Oleh karena itu, ikutilah. Janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain yang akan memecah belah kamu dari jalanNya.'”</i> (QS. Al An’am 153)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Lalu, Bagaimana Memahami Islam yang Benar ?</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah menilik realita yang ada, kita dapat mengetahui bahwa tidak semua orang yang belajar Al Quran dan hadits mendapatkan nikmat Islam dalam hatinya. Hal ini memang merupakan hal yang sangat disayangkan. Semua golongan-golongan dalam Islam tidak akan pernah mendapat nikmat Islam karena tidak memahami Al Quran dan hadits dengan benar. Lalu, bagaimana memahami Islam yang benar?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Wahai saudariku, renungkanlah apa yang engkau baca dengan lisanmu setiap engkau sholat maka engkau akan mendapatan jawabannya. Sesungguhnya Allah berfirman, <i>“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat atas mereka.”</i>(Qs. Al Fatihah: 6-7)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari sini, engkau mendapatkan jawabannya, saudariku! Bahwa untuk mendapatkan nikmat Islam adalah memahami Al Quran dan hadits dengan mengikuti orang-orang yang telah terlebih dahulu mendapatkan nikmat Islam. Siapakah mereka?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnul Qoyyyim berkata, <i>“Siapa saja yang lebih mengetahui kebenaran serta istiqomah mengikutinya maka ia lebih pantas untuk mendapatkan ash shiraathal mustaqiim (jalan yang lurus).”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Syaikh Abdul Malik Ramadhani menjelaskan bahwa manusia yang paling utama yang telah Allah beri nikmat ilmu dan amal adalah para shahabat Rasulullah <i>shollallohu ‘alaihi wasallam</i>, karena mereka mendapatkan petunjuk langsung dari Rasul <i>shollallahu ‘alaihi wasallam</i> yang mulia. Dengan demikian penafsiran dan pemahaman merekalah yang paling selamat. Selain itu, mereka adalah generasi terbaik dari umat ini dalam memahami Al Quran dan hadits serta mengamalkannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Sebaik-baik umat ini adalah generasiku, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka.”</i> (Muttafaqun ‘alaihi/ HR. Bukhori Muslim)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yang dimaksud dengan generasiku adalah para shahabat beliau. Generasi orang yang mengikuti para shahabat dalam memahami Al Quran dan hadits adalah tabi’in dan yang mengikuti tabi’in adalah tabi’ut tabi’in.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Para shahabat merupakan kaum yang dipilihkan oleh Allah untuk menemani nabiNya, dan menegakkan agamaNya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnu Mas’ud berkata, <i>“Sesungguhnya Allah memandang kepada hati para hambaNya. Dia mendapati Muhammad adalah yang paling baik hatinya. Lalu Allah memilihnya untuk diriNya dan mengutusnya dengan risalahNya. Kemudian Allah kembali memandang hati hamba-hambaNya yang lain. Dia mendapati para shahabat adalah orang-orang yang paling baik hatinya setelah beliau shollallahu ‘alaihi wasallam. Allah lalu jadikan mereka sebagai pembantu NabiNya dan mereka berperang membela agamaNya.”</i> (Diriwayatkan oleh Ahmad)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan pemahaman para shahabat sering juga disebut manhaj salafus sholih (pemahaman pendahulu yang sholih).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Wajibnya Berpegang Teguh pada Manhaj Salafus Sholih<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ketahuilah saudariku bahwa perpecahan umat menjadi bergolong-golong adalah tercela dan dibenci. Allah ta’ala berfirman:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (yaitu) orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Masing-masing golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”</i>(QS. Ar Ruum: 31-32)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan meskipun perpecahan tidak diridhoi oleh Allah, namun hanya sedikit orang yang bisa selamat darinya. Dan tidaklah seseorang selamat dari bencana ini kecuali orang-orang yang mengikuti jalan Rasulullah <i>sholallahu ‘alaihi wa sallam</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Rasulullah bersabda yang artinya: “Orang-orang Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan orang-orang Nashrani seperti itu juga. Adapun umat ini terpecah menjadi 73 golongan.”</i> didalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan dan umatku terpecah menjadi 73 golongan semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya: “Siapa yang (selamat) itu wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “(Yang mengikuti aku dan para sahabatku).” (HR.Tirmidzi dengan sanad yang hasan)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah hanya menginginkan kebaikan dari para hambaNya agar hambaNya kembali kepada kampung halamannya, yaitu surga. Oleh karena itu, diwajibkan atas seorang hamba untuk menyelamatkan diri dari perpecahan dan berpegang teguh pada jalan Rasulullah dan para sahabatnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasulullah saw bersabda dalam hadits Irbadh bin Sariyah <i>radhiyallahu ‘anhu</i> yang artinya, <i>“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rosyidin, pegang eratlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.”</i> (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah memuji orang-orang yang mengikuti jejak salaf dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan di dalamnya terdapat perintah akan wajibnya mengikuti mereka, karena keridhoan Allah tidak mungkin bisa diraih melainkan hanya dengan mengikuti mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah ta’ala berfirman yang artinya: <i>“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”</i> (QS. At-Taubah: 100)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hidayah untuk kembali kepada Allah dan meraih surga hanya bisa diperoleh lewat jalannya para sahabat <i>radhiyallahu ‘anhum</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah ta’ala berfirman yang artinya: <i>“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”</i>(QS. Al-Baqoroh: 137)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah mengancam orang yang durhaka kepada Rasulullah dan menyelisihi kaum mukmin pada zamannya (yaitu shohabat) dengan neraka jahannam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>“Barangsiapa yang mendurhakai Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan kaum mukmin, Kami biarakan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.”</i> (QS. An-Nisa: 115)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ya Allah… mudahkanlah kami menempuh jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat atas mereka, yaitu orang-orang yang memeperoleh hidayah dan istiqomah. Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, yang hati mereka telah rusak sehingga mereka menyimpang dari kebenaran meskipun telah mengetahuinya. Bukan pula jalan orang-orang yang sesat yang tidak memiliki dan tidak mau belajar ilmu agama, sehingga mereka terus-menerus dalam kesesatan dan tidak mendapatkan petunjuk kepada kebenaran. Amiin…<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Washollallahu ‘ala Nabiyyi Muhammad wa ‘ala alihi wa Shahbihi wa sallam</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rujukan:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Sittu Duror Landasan Membangun Jalan Selamat</i> karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Membedah Akar Bid’ah</i> karya Ali Hasan Al Halabi Al Atsari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Artikel <i>‘Sudah Saatnya Meniti Manhaj Salaf’</i> yang merupakan penjelasan Syaikh Salim bin ‘Id Al Hilali dalam ceramah beliau dalam Majalah As Sunnah edisi 01/Tahun XI/ 1428H/2007M<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Artikel <i>‘Mengapa Harus Salafi?’</i> karya Abu ‘Abdirrahman bin Toyyib As Salafi dari situs <span style="color: #443266; text-decoration-line: none;">salafindo.com</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">***<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penyusun: Ummu ‘Abdirrahman<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Muroja’ah: Ust. Subhan Khadafi, Lc.<o:p></o:p></span></div><br /><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />Artikel www.<span style="color: #443266; text-decoration-line: none;">muslimah.or.id</span></span><o:p></o:p></div>

Saatnya Memahami Islam Dengan Benar

"Sebaik-baik umat ini adalah generasiku, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka" Saudari...

Read more »