PEMBUATAN BAKSO IKAN

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVa_avicfjgK_4_GsbcZko6bDOdnqxpGcTIFR8TFP-KQNRg4VZW2PCODldrvjMJDmfT9-y7bbZtwuOu_GNs6zLLvgNRI4v1y9aCTL6v8MzKLeGihS51a4xnp_nXgTlHtYISeCanMjP9Ava/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="770" data-original-width="1026" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVa_avicfjgK_4_GsbcZko6bDOdnqxpGcTIFR8TFP-KQNRg4VZW2PCODldrvjMJDmfT9-y7bbZtwuOu_GNs6zLLvgNRI4v1y9aCTL6v8MzKLeGihS51a4xnp_nXgTlHtYISeCanMjP9Ava/s320/Picture3.png" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">PEMBUATAN BAKSO IKAN<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US"> </span><span style="text-indent: 18pt;">Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk diolah menjadi bakso. Bahkan ikan hiu dan ikan pari yang terkenal berbau dan berasa pesing pun cukup sedap dijadikan bakso. Tentu saja setelah bau pesingnya dikurangi atau dihilangkan.</span><span style="text-indent: 18pt;">  </span><span style="text-indent: 18pt;">Bakso ikan ini dapat dibuat bervariasi, misalnya dengan menambahkan telur, jeroan, dan sebagainya ke dalamnya. Cara pembuatannya pun tidak berbeda.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">A.  Penanganan ikan segar<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ikan yang diambil dagingnya untuk dibuat bakso hendaknya masih benar-benar segar, tidak cacat fisik, dan bermutu prima. Selain itu, mutu protein (aktin dan miosin sebagai pembentuk tekstur bakso) pada ikan yang benar-benar segar masih tinggi. Kapasitas mengikat airnya pun masih tinggi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.  Ciri-ciri ikan segar<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kesegaran ikan dapat diketahui dengan cara mengamati penampilan fisik, mata, insang, tekstur, dan baunya. Ketika masih segar, ikan tampak cemerlang, mengilap keperakan sesuai jenis. Lendir di permukaan tubuh tidak ada sampai tipis, bening, dan encer. Sisik tertanam kuat dan tidak mudah lepas, perut utuh, dan lubang anus tertutup. Matanya cembung, cerah, putih jernih, pupil hitam, tidak berdarah. Insangnya merah cerah tidak berlendir atau sedikit berlendir. Tekstur dagingnya pejal, lentur, dan jika ditekan cepat pulih. Baunya segar atau agak amis.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Akan tetapi, begitu ikan mati mulai terjadi proses perusakan ikan. Yang pertama terjadi adalah autolisis yang disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim yang ada pada ikan. Enzim-enzim ini bekerja tidak terkendali sehingga terjadi perombakan dalam tubuh ikan, terutama proteinnya. Mutu ikan pun mulai turun. Penampilan ikan menjadi lebih suram, tidak cemerlang, sisik mudah lepas, mata kemerahan, cokelat atau buram. Dari proses ini dihasilkan senyawa-senyawa sederhana yang disukai bakteri.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.  Proses perusakan pada ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Proses perusakan akibat aksi enzim ini berlangsung terus sampai bakteri tumbuh dan mengambil alih proses kerusakan. Insang pun menjadi kecokelatan atau kepucatan, berlendir tebal. Daging lembek mudah terurai, jika ditekan sulit pulih kembali bekasnya. Bau makin amis lalu menjadi tidak sedap dan busuk, terutama pada insang dan perut. Ikan pun akhirnya busuk.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Berbeda dengan daging yang masih bagus meskipun sudah 7 - 12 jam setelah hewan dipotong, proses perusakan pada ikan berlangsung jauh lebih cepat. Oleh karena itu, proses penurunan mutu kesegaran ikan ini harus dihambat. Penghambatan ini harus dilakukan sejak awal, yaitu sejak ikan ditangkap, didaratkan, selama transportasi hingga pengolahan. Pengesan merupakan cara paling sederhana untuk menghambat penurunan mutu ikan tanpa banyak menyebabkan perubahan sehingga sifat ikan segar masih ada.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Begitu sampai di tempat pengolahan, ikan harus segera ditangani dengan baik. Ikan disortasi menurut jenis, mutu, dan ukurannya. Ikan yang pecah perut, pecah, atau patah (rusak fisik)  dipisahkan.  Sambil disortasi,  ikan disiangi  dengan cara dipotong kepala dan dibuang isi perutnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3.  Penyimpanan ikan segar<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika Karena sesuatu hal proses pengolahan bakso belum dapat dilakukan, atau ikan digunakan sebagai cadangan, maka ikan terpaksa disimpan dulu sampai tiba saatnya diolah. Untuk penyimpanan jangka panjang, mungkin pembekuan lebih cocok, tetapi untuk penyimpanan jangka pendek cukup dengan dies di dalam peti insulasi. Ikan disortasi, disiangi, dan dicuci bersih kemudian disusun berlapis-lapis berselang-seling antara ikan dan es.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ke dalam peti insulasi dihamparkan hancuran es 5 - 10 cm lalu ikan disusun berlapis-lapis berselang-seling dengan hancuran es sampai peti insulasi penuh. Di bagian paling atas ditimbun hancuran es agak lebih tebal dan peti ditutup. Perbandingan esrikan sebanyak 1:1 hingga 1:3. Dengan cara seperti ini suhu ikan dapat dipertahankan rendah (sekitar 0°C) dan kesegaran ikan dapat dipertahankan hingga beberapa hari.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika akan digunakan, peti insulasi dibongkar dan ikan dikeluarkan hati-hati. Ikan yang baru dikeluarkan dari peti dibersihkan, dagingnya diarnbil dengan cara difilet.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">B.  Penanganan Daging Ikan Hiu dan Ikan Pari<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk membuat bakso dari daging ikan hiu atau ikan pari diperlukan perlakuan khusus untuk mengurangi bau pesingnya. Di Indonesia, kedua jenis ikan ini biasa diasin atau diasap secara tradisional dalam jumlah dan pada lingkungan yang terbatas. Sudah terbukti pula bahwa daging kedua jenis ikan ini dapat diolah menjadi bakso yang lezat.  Sebagai bahan pembuat bakso, penggunaan daging ikan hiu atau ikan pari dapat dicampurkan dengan daging ikan lain (kakap, tenggiri, tawes, atau daging lain) atau tanpa campuran. Dengan penanganan yang baik, rasa maupun bau pesing pada bakso hiu atau bakso pari tidak terasa lagi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.   Penyebab bau pesing<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasa dan bau pesing yang menjadi ciri daging ikan hiu dan pari disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa urea di dalam darah. Sebenarnya, adanya urea dalam darah ikan laut bukan hal yang aneh karena semua ikan laut memproduksi urea di dalam darah dan cairan tubuh. Bedanya, ikan laut mampu mengeluarkan urea dari dalam tubuh, tetapi ikan hiu dan pari tidak memiliki kemampuan tersebut. Akibatnya, urea terpaksa ditimbun di dalam darah. Begitu ikan mati, urea dalam darah diubah oleh bakteri menjadi amoniak. Amoniak inilah yang berbau pesing dan bahkan berbahaya bagi kesehatan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kandungan urea pada setiap jenis hiu atau pari tidak sama sehingga bau dan rasa pesingnya pun tidak sama. Ada yang sangat pesing dan ada yang kurang pesing. Hiu macan (Galeocerdo cuvier) misalnya, mengandung urea sekitar 1.990 mg %, sedangkan hiu martil (Sphyma zygaena) 2.330 mg %. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghilangkan urea beberapa jenis hiu atau pari memerlukan perlakuan lebih banyak daripada jenis lain.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.  Cara mengurangi bau pesing pada daging ikan hiu dan ikan pari<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kandungan urea pada daging ikan hiu atau ikan pari memang mustahil dihilangkan. Namun, jika kandungan urea tersebut dikurangi sebanyak mungkin, rasa pesing dan bahayanya lebih kecil.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pengurangan bau dan rasa pesing juga dapat dilakukan dengan penanganan yang baik dan benar, pengurangan kandungan urea secara efektif, atau penggunaan suhu rendah yang tepat dan cocok. Pembuangan darah dan pencucian daging dalam air tawar atau larutan garam atau larutan asam dapat mereduksi kandungan urea dalam jumlah besar. Kalau kandungan urea dalam daging sudah di bawah 1.200 mg %, bau pesing sudah tidak terasa lagi. Jika digarami, digoreng, atau ditambah bumbu yang mampu mengalahkan bau pesing, ikan dengan kandungan urea 1.400 mg % pun sudah tidak terasa bau pesingnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3.  Pembuangan darah dan penanganan di atas kapal<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Salah satu cara untuk mengurangi bau pesing pada daging<b> </b>ikan adalah dengan penanganan yang baik dan benar yang<b> </b>diterapkan sejak ikan ditangkap. Penghilangan darah juga banyak<b> </b>mengurangi kandungan urea. Pembuangan darah hendaknya<b> </b>dilakukan selagi ikan masih hidup. Jika darah tidak segera dibuang, selain kandungan ureanya tinggi juga mempengaruhi warna<b> </b>daging. Terlebih jika setelah ditangkap ikan ditangani secara kasar sehingga memar atau terjadi pembekuan darah pada daging.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Cara pembuangan darah akan menentukan banyaknya darah yang dapat dikeluarkan. Jika pisau ditusukkan langsung ke<b> </b>jantung ikan hiu maka darah yang keluar hanya 2 % saja. Kalau<b> </b>yang dipotong saluran darah di dekat tulang pektoral maka<b> </b>darah yang keluar 2 - 2,5 %. Cara yang paling baik adalah<b> </b>dengan memotong pangkal ekor (sirip kaudal). Ketika bagian ini<b> </b>dipotong, jantung hiu masih berdenyut dan darah terpompa ke<b> </b>luar hingga 5 – 6 %. Jika ikan hiu cukup besar, kepala dipotong<b> </b>lalu isi perut diambil dan air dipompakan kuat-kuat melalui saluran darah utama agar darahnya tercuci.<b> </b>Setelah darah dibuang, ikan segera dies (0°C) atau dibekukan (-40°C) sehingga proses pembusukan terhambat. Jangan<b> </b>membiarkan hiu mati terlalu lama dalam air atau tergeletak<b> </b>tanpa terurus. Setelah mati, hiu harus segera dies sehingga<b> </b>kerusakan daging akibat aktivitas bakteri terhambat dan amoniak yang dikandungnya rendah.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">4.  Pencucian urea daging<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selain pembuangan darah, urea dalam daging ikan juga dapat<b> </b>dikurangi dengan pencucian, perendaman dalam air, atau dalam<b> </b>larutan garam atau larutan asam. Dengan pemanasan pun urea<b> </b>dapat berkurang, tetapi cara ini biasanya kurang efektif.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sebelum penghilangan bau pesing, daging diambil lalu dipotong menjadi filet yang lebamya 5 - 10 cm, panjang 10 cm, dan<b> </b>tebal 5 cm, atau lebih kecil lagi. Dengan potongan kecil ini<b></b>urea akan lebih banyak kontak dengan larutan pencuci sehingga<b> </b>lebih mudah dan lebih banyak urea yang dapat dihilangkan.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Filet direndam air tawar sambil dicuci dan digosok-gosok<b> </b>lalu dibiarkan terendam di dalam air beberapa jam. Secara<b> </b>periodik, air diganti. Demikian seterusnya sampai bau pesing<b> </b>daging tidak terasa. Jika direndam dalam air selama 8 jam,<b> </b>kandungan ureanya turun 40 %. Makin kecil ukuran filet, makin<b> </b>banyak urea yang dapat dibuang. Filet 50 - 70 g yang direndam<b> </b>selama 1 - 2 jam, kandungan ureanya tinggal 1.000 - 1.200 mg %.<b> </b>Jika dicacah halus, perendaman selama 20 - 25 menit maka urea<b> </b>di dalam daging ikan tinggal 400 - 600 mg %. Jika setelah direndam lalu dipres, urea di dalam daging tinggal 300 - 350 mg %.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika menggunakan larutan garam, filet dicuci larutan garam<b> </b>dapur 5% dan direndam beberapa saat. Pencucian dan perendaman ini dilakukan berulang kali sampai bau pesing hilang.<b> </b>Jika digunakan larutan asam, filet direndam dalam larutan asam<b> </b>laktat 1,5% atau asam sitrat 1,5% atau larutan vinegar lalu<b> </b>dicuci bersih dengan air tawar atau larutan qaram.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">C.  Pembuatan Filet Ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pembuatan filet ikan dilakukan dengan cara sebagai berikut :<b><o:p></o:p></b></span></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ikan disiangi agar isi perut yang menjadi sumber enzim dan bakteri tidak merusakkan daging ikan. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar isi perut tidak mencemari daging. Setelah disiangi ikan dicuci bersih dan dibuat filet.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ikan diletakkan dengan posisi miring. Dengan pisau khusus, daging pada pangkal insang dipotong sampai ke tulang. Kemudian daging ikan disayat ke arah ekor sampai daging terlepas dari tulang. Selanjutnya, ikan dibalik dan daging disayat dari ekor ke arah kepala. Agar tidak banyak daging tertinggal pada tulang, pisau agak ditekan menempel tulang.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah daging terpisah dari tulang, kulit ikan dipisahkan sehingga diperoleh daging yang bebas tulang dan kulit. Akan tetapi, tidak semua jenis ikan mudah dikuliti. Jika pengulitan sulit dilakukan, pemisahan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan meat separator yang sekaligus melumatkan dagingnya.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Filet ikan dicuci bersih dengan air mengalir atau dicuci dalam bak untuk menghilangkan kotoran dan sisa darah. Bak fiber glass merupakan pilihan yang baik karena mudah dibersihkan, dipindah, dan dikeringkan. Air pencuci harus sering diganti tanpa menunggu sampai kotor dan keruh. Jangan lupa, selama preparasi ini, mulai dari pencucian hingga pembuatan filet dan seterusnya, selalu ditambahkan es secukupnya untuk menghambat proses kemunduran kesegaran ikan karena semakin segar ikan semakin baik bakso yang dihasilkan.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penanganan (sortasi, penyiangan, pembuatan filet, pencucian) ikan hendaknya dilakukan di tempat bersih, terlindung dari terik matahari dan terlindung dari kemungkinan kerusakan fisik (misalnya terinjak,  tergencet). Untuk itu, penggunaan meja pengolahan sangat dianjurkan.<o:p></o:p></span></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3I217IXtgiF-GSEaDH_MeiOt42w6PoBmtC6KaoRqRPP2kJjYcg4B757AmW9dRsB2EfHxxzmQF6GvGMwU-Bt6Zy0_sb60s1y26Am4d0sJy9mI2TX7WC9f3SyZb8HVEBhR37Ct-hg8IgMD6/s1600/Picture6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3I217IXtgiF-GSEaDH_MeiOt42w6PoBmtC6KaoRqRPP2kJjYcg4B757AmW9dRsB2EfHxxzmQF6GvGMwU-Bt6Zy0_sb60s1y26Am4d0sJy9mI2TX7WC9f3SyZb8HVEBhR37Ct-hg8IgMD6/s1600/Picture6.png" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pembuatan filet ikan.  Penggunaan meja pengolahan dan stainless steel sangat<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">          dianjurkan karena higienis, mudah dibersihkan, dan tahan lama<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">D.  Pelumatan Filet<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah bersih, filet dilumatkan. Agar mudah, filet ikan dipotong-potong kecil sampai setebal 0,5 - 0,7 cm lalu dicuci kembali. Potongan filet ini dilumatkan dengan alat penggiling daging<b> </b>atau meat separator sehingga diperoleh daging ikan lumat.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Daging ikan lumat ini lalu dipisahkan seratnya. Jika perlu,<b> </b>penggilingan dan pemisahan serat diulang sampai serat dan duri<b> </b>terpisahkan semua. Daging lumat yang sudah bebas serat dan<b> </b>duri dicuci selama sekitar 10 menit di dalam bak atau ember<b> </b>dengan air dingin atau air es (5°C) sambil diaduk. Suhu pencucian ini dipertahankan tetap rendah (5°C) dengan menambahkan pecahan es.<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiulpd4Q-ygVBcoZ1gal6HSv8ROaeuY9eAbkiYDiEbvP_4bPAiOJIHd7MCOvOWfmKdTdOCpa2xQxJxu_qOyicyaYAiRcBM9YVStytkit31W2p7DLqe0FdHgLBZ1zpIPzowVFSWoOhOZtbxC/s1600/Picture6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="186" data-original-width="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiulpd4Q-ygVBcoZ1gal6HSv8ROaeuY9eAbkiYDiEbvP_4bPAiOJIHd7MCOvOWfmKdTdOCpa2xQxJxu_qOyicyaYAiRcBM9YVStytkit31W2p7DLqe0FdHgLBZ1zpIPzowVFSWoOhOZtbxC/s1600/Picture6.png" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Daging lumat yang bebas serat dan duri dicuci berulang kali sampai<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">          bersih.  Suhu air pencuci dipertahankan rendah (5°C)<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemudian daging lumat ditiriskan sampai cukup tins benar. Dengan proses pelumatan ini rendemen yang diperoleh cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 40 – 60 % dari berat ikan, tergantung jenis ikannya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">E.  Pembuatan Bakso Ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pembuatan bakso ikan meliputi persiapan bahan yang diperlukan dan proses pembuatannya.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.  Bahan pernbuat bakso ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bahan yang diperlukan untuk membuat bakso ikan yaitu<b> </b>daging ikan, tepung tapioka, es, dan bumbu-bumbu.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">a.   Daging ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bahan utama untuk bakso ikan adalah daging ikan dari satu<b> </b>jenis ikan atau campuran daging beberapa jenis ikan. Semakin<b> </b>enak rasa daging ikan maka semakin sedap pula rasa baksonya.<b> </b>Daging ikan yang digunakan hanya daging putihnya saja. Daging<b> </b>putih ini dapat diperoleh dari jenis ikan berdaging putih, misalnya ikan kakap, kerapu, tenggiri, ikan cunang atau remang<b></b>(Congresox talabon).<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jenis ikan berdaging merah tidak bagus dijadikan bakso, kecuali jika ikan tersebut juga memiliki daging putih dan mudah<b> </b>dipisahkan dengan daging merahnya. Misalnya tuna, cakalang,<b></b>tongkol, dan kembung. Selain itu, jenis ikan yang digunakan<b> </b>juga menentukan tekstur dan rendemen bakso yang diperoleh.<b> </b>Jenis ikan gemuk dan sedikit berduri menghasilkan rendemen<b> </b>yang tinggi.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hiu dan ikan pari yang berbau dan berasa posing pun<b> </b>cocok dibuat bakso setelah penyebab bau pesing ini dikurangi.<b> </b>Jenis-jenis ikan air tawar seperti tawes, nila, dan ikan mas, juga<b> </b>bagus dijadikan bakso. Selain itu, teripang juga dapat dijadikan bakso. Tentu saja baksonya menjadi istimewa mengingat<b> </b>teripang dikenal sebagai makanan berkhasiat dan mahal harganya.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">b.  Tepung tapioka<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Agar baksonya lezat, tekstumya bagus, dan bermutu tinggi,<b> </b>jumlah tepung yang digunakan sebaiknya sekitar 10 - 15% dari<b> </b>berat daging.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">c.  Es<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bahan penting lainnya dalam pembuatan bakso adalah es<b> </b>atau air es.  Es yang digunakan sebaiknya berupa es batu.<b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">d.  Bumbu</span></b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bumbu berupa garam dapur halus, sedangkan bumbu penyedap dibuat dari campuran bawang putih dan merica. Garam dapur yang digunakan sekitar 2,5% dan bumbu penyedapnya sekitar 2% dari berat daging. Sebagai bumbu penyedap dapat juga digunakan bumbu campuran bawang merah, bawang putih, dan jahe dengan perbandingan 15 : 3 : 1.  Sebaiknya tidak menggunakan penyedap masakan rnonosodium glutamat atau vetsin.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.  Pembuatan bakso ikan<o:p></o:p></span></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah tiris, daging lumat siap dijadikan bakso. Daging yang sudah halus tadi dilumatkan lagi sambil ditambah garam dapur dan bumbu secukupnya.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah tercampur merata, ke dalam daging lumat itu ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dilumatkan hingga diperoleh adonan yang homogen.  Pada saat pembentukan adonan bakso ikan ditambahkan es batu sekitar 15 – 20 % atau bahkan 30 % dari berat daging ikan lumat. Es ini berfungsi mempertahankan suhu dan menambah air ke dalam adonan.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Adonan yang sudah  homogen  ini  dicetak menjadi bola-bola bakso yang siap direbus. Ukurannya dapat dibuat super, sangat besar, besar, sedang, atau kecil. Berat setiap butir bakso super sekitar 40 g (ukuran 25), sangat besar 30 g (ukuran 30), besar 25 g (ukuran 40), sedang 20 g (ukuran 50), dan ukuran kecil beratnya 15 g (ukuran 60). Ukuran yang lebih kecil lagi, sering disukai, adalah ukuran 100 - 120 atau beratnya setiap butir sekitar 10 g atau kurang.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bola bakso direbus dalam air mendidih hingga matang. Jika bakso sudah mengapung di permukaan air berarti bakso sudah matang dan dapat diangkat. Kematangan bakso juga dapat diperiksa dengan melihat bagian dalam bakso. Biasanya perebusan bakso ini memerlukan waktu sekitar 15 menit. Jika diiris, bekas irisan bakso yang sudah matang tampak mengilap agak transparan, tidak keruh seperti adonan lagi.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah cukup matang,  bakso diangkat dan ditiriskan sambil didinginkan pada suhu ruang. Agar lebih cepat dingin, dapat dibantu dengan kipas angin asal dijaga benar agar tidak terjadi kontaminasi kotoran.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah  dingin,  bakso  dikemas  dalam  kantong  plastik  dan  ditutup rapat. Ukuran kemasan dapat 0,25 - 0,5 kg untuk kemasan eceran, atau 1 kg, atau disesuaikan dengan permintaan pasar. Dapat juga dikemas 5 kg dalam satu kantong plastik, terutama untuk kemasan besar. Setelah dikemas, bakso dipak dalam kotak karton atau kardus untuk dikirim ke pasar. Pada kemasan plastik dan karton dapat dicantumkan label yang menerangkan isi kemasan dan produsennya.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika belum sempat dikirim, bakso dapat disimpan dulu dalam lemari pendingin atau refrigerator bersuhu 5°C. Penyimpanan seperti ini, suhu terjaga 5°C, bakso dapat tahan hingga 32 hari. Untuk pengiriman jarak jauh, bakso perlu dikemas vakum lalu dibekukan dalam contact plate freezer dan disimpan dalam cold storage.<o:p></o:p></span></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; text-indent: 18pt;">Biasanya, dari 100 kg daging ikan lumat dapat diperoleh 120 - 140 kg bakso, rendemennya mencapai 120 – 140 %. Rendemen berdasarkan berat ikan sangat bervariasi, tergantung jenis ikan yang digunakan, tetapi sebagai gambaran kasar sekitar 40 - 50%. Untuk ikan cunang, rendemen tersebut mencapai 70 - 80%. Rendemen ini sangat ditentukan, mutu protein ikan dan jumlah es yang ditambahkan ketika pembuatan adonan.</span></div><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">cukup disini dlu yah dan untuk lebih detailnya silahkan anda download supaya lengkap dan kami akan bahas sekalian cara buatnya untuk bAKSO Komoditas eksport juga caranya silahkan  di</span></span><b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><a href="https://www.4shared.com/web/preview/pdf/yCo1pxbvei" target="_blank">lihat</a></b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> dan Download dibawah ini silahkan kiik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="color: lime; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: large;"><b><a href="https://dc560.4shared.com/download/yCo1pxbvei/PEMBUATAN_BAKSO_IKAN_DAN_DAGIN.pdf?tsid=20171112-141329-65300871&sbsr=d4c7b93f9b770f82871406e7a59f51829c1&bip=MzYuODQuNjkuMjA&lgfp=2000" target="_blank">DOWNLOAD</a></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">DEMIKIAN SEMOGA BERMANFAAT</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">SALAM.........</span></span></div>

PEMBUATAN BAKSO IKAN

PEMBUATAN BAKSO IKAN   Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk diolah menjadi bakso. Bahkan ikan hiu dan i...

Read more »

TEKNIK PEMBENIHAN BAWAL AIR TAWAR

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgsxy6f030e92WnhbxHv7fcLvqfCiTZrGedrQA_L-RLhXVShky7DFxClOK4y821_m8Qa_kf02TbtcA2rav-4UJA3RC7UXGnf3LcVfqieZZTTz0XlYUvpbmR1blr_zRvl_LpXpHGIRFW0z/s1600/Picture5.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="532" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgsxy6f030e92WnhbxHv7fcLvqfCiTZrGedrQA_L-RLhXVShky7DFxClOK4y821_m8Qa_kf02TbtcA2rav-4UJA3RC7UXGnf3LcVfqieZZTTz0XlYUvpbmR1blr_zRvl_LpXpHGIRFW0z/s320/Picture5.png" width="320" /></a></div><h6 style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;">TEKNIK PEMBENIHAN BAWAL AIR TAWAR<o:p></o:p></span></span></h6><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">(<i>Colossoma Macropomum</i>)<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="line-height: 150%;">Pada postingan sebelumnya kami telah membahas tentang Budidaya Ikan bawal air tawar, maka pada kesempatan ini sengaja penulis melanjutkannya kembali yaitu Tehnik Pembenihan Ikan Bawal. Postingan ini sengaja dibuat agar sahabat semua dapat memahami dan setidaknya akan menjadi dasar refernsi dalam melaksanakan tehnik Pembenihannya. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Bawal air tawar <i>(Colossoma Macropomum)</i>merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Ikan ini bersala dari <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Brazil</st1:place></st1:country-region>. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Sebutan lain ikan bawal adalah Gamitama (<st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Peru</st1:place></st1:country-region>), Cachama (Venezuala), Red Bally Pacu (Amerika Serikat dan Inggris). Sedangkan di negara asalnya disebut Tambaqul.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Walaupun ketenalan ikan bawal belum dapat disejajarkan dengan komoditas perikanan lainnya, namun permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Maka tak heran, bila dimasa akan datang akan menjadi komoditas unggulan seperti jenis-jenis ikan lainnya.</span></span></div><h2 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">I.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">      </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">BIOLOGI<o:p></o:p></span></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Secara sistematika ikan bawal termasuk kedalam Genus Chacacoid dan species Colossoma macropomum.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada dibawah tutup insang, sisip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dab merah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Ikan bawal banyak diyemukan disungai-sungai besar seperti  Amazon (<st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Brazil</st1:place></st1:country-region>), <st1:place w:st="on">Orinoco</st1:place>(Venuzuela). Hidup secara bergerombolan di daerah yang airnya tenang.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">Bawal termasuk ikan karnivora, giginya tajamnamun tidak ganas seperti pranha. Makanan yang disukai pada vase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., Moina sp.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">Induk bawal sudah mulai dapat dipijahkan pada umur 4 tahun bila pertumbuhannya normal dapat mencapai berat 4 kg.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Pemijahanterjadi pada musim penghujan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , sans-serif; line-height: 150%;">II.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">     </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "verdana" , sans-serif; line-height: 150%;">PEMBENIHAN</span></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">A.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">    </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Pemeliharaan Induk<o:p></o:p></span></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level4 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Induk-induk dipelihara dikolam dengan kepadatan 0,5 kg/m². Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3% dari berat tubuh ikan dan diberikanan 3 s/d 4 kali per hari. Menjelang musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4%. Induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak ± 400.000 butir.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level4 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">v<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Tanda induk yang matang gonad.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Betina : perut buncit, lembek dan lubang kelamin kemerahan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jantan : perut langsing, warnah merah dalam tubuhnya lebih jelas.</span></span></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">B.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">    </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Pemijahan<o:p></o:p></span></span></h3><ul style="margin-top: 0cm;" type="circle"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemijahan bawal baru bisa dilakukan secara Induced Spawning, untuk betina dengan menyuntikan hormon LHRH-a sebanyak 3 ug/kg atau ovaprin 0,75 ml/ kg. Untuk jantan menggunnakan LHRH-a sebanyak 2 ug/kg atau ovaprin 0,5 ml/kg. LHRH-a dilarutkan dalam larutan 0,7 % NaCl.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">Induk betina di suntik dua kali  dengan selang waktu 8 - 12 jam. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian  dari dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam happa pemijahan yang dipasang dalam bak pemijahan. Selama pemijahan air harus tetap  mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 s/d 6 jam setelah penyuntikan kedua.<o:p></o:p></span></span></li></ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br /></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">C.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">    </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Penetasan<o:p></o:p></span></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan di dalam akuarium yang telah dilengkapin dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27s/d 29 ⁰C. Kepadatan telur antara 100 s/d 150 butir/liter, biasanya telur-telur akan menetas dalam waktu 16 jam s/d 24 jam.</span></span></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">D.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">    </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Pemeliharaan Larva<o:p></o:p></span></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Larva dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya ¾ bagian airnya dibuang. </span><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;">Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari di beri pakan berupa naupli Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 21 hari. Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari 2/3 bagiannya. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Setelah berumur 21 hari larva siap ditebar kekolam pendederan.</span></span></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">E.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">    </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Pendederan<o:p></o:p></span></span></h3><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pendederan iakn bawal dilakukan di kolam yang luasnya antara 500 s/d 1.000 m². Namun kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 100 s/d 200 gram/m² dan di pupuk dengan pupuk organic dengan dosis 500 gram/m².<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bila kolam sudah siap, larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 s/d 100 ekor/m².<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="PT-BR" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setiap hari diberi pakan tambahan  berupa pellet halus sebanyak 750 gram/10 ribu ekor larva dan diberikan 3 kali per hari.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemeliharaan dikolam pendederan berlangsung selama 21 hari.</span></span></li></ul><h1 style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">III.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">   </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">PENYAKIT<o:p></o:p></span></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur satu bulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri dan kapang (jamur).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">§<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Parasit<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: .7pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“<i>Ich</i>” Atau “<i>White spot</i>“, biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29 ⁰C dan pemberian formalin 25 ppm.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: .7pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -72.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">§<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Bakteri<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Streptococus</span></i><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">sp. Dan <i>Kurthia </i>sp. Cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan <i>anti biotic tetracycline</i> dengan dosis 10 mppm.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -72.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">§<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Kapang (jamur)<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: .7pt;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan  penanganan <i>(Handling)</i> yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat  (PK) dengan dosis 2 s/d 3 ppm.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: center; text-indent: -54pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Baiklah dobat untuk lebih baiknya sobat bisa mendownloadnya di bawah ini<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="font-size: large;"><a href="https://dc570.4shared.com/download/pepACPz4ei/TEKNIK_PEMBENIHAN_BAWAL_AIR_TA.pdf?tsid=20171112-160230-30c1a8a6&sbsr=71b1539c022a314f5706553aadb95d7d9c1&bip=MzYuODQuNjkuMjA&lgfp=2000" target="_blank">DOWNLOAD</a></span></b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div>

TEKNIK PEMBENIHAN BAWAL AIR TAWAR

TEKNIK PEMBENIHAN BAWAL AIR TAWAR ( Colossoma Macropomum ) Pada postingan sebelumnya kami telah membahas tentang Budidaya Ikan bawal air taw...

Read more »

ALAT TANGKAP GILLNET

<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span></a></div><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. A. PENDAHULUAN</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. Definisi Alat Tangkap</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynUcEHJX6aa49ZPaO-JC2VKelbeXjUJjquvLHVPnzojDYLQS8EZZi22PoCuv-Z_5szlOoDuXqLKDzM0eJ4-ROlxEJuI8F8MrGUIg2cCJt64RwfNsIn4dmlpf6ZRqNpG4Dp-slBBUXnDB7/s1600/IMG-20171106-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynUcEHJX6aa49ZPaO-JC2VKelbeXjUJjquvLHVPnzojDYLQS8EZZi22PoCuv-Z_5szlOoDuXqLKDzM0eJ4-ROlxEJuI8F8MrGUIg2cCJt64RwfNsIn4dmlpf6ZRqNpG4Dp-slBBUXnDB7/s320/IMG-20171106-WA0009.jpg" width="320" /></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1.1. Sejarah Alat Tangkap.</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jarring<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">.<br /><span style="border: 1pt none; padding: 0in;"><b>1.1. Prospektif Alat Tangkap</b></span><b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s1600/RUSTADI+LUKAN1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Proses pembuatan bottom gill net mudah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Harganya relatif murah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Fishing method dari bottom gill net mudah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="border: 1pt none; padding: 0in;"><br /><b>1. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILL NET )</b></span><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. KONSTRUKSI UMUM</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="242" data-original-width="450" height="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s320/Picture1.png" width="320" /></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"> Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">2. DETAIL KONSTRUKSI</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">3. KARAKTERISTIK</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="border: 1pt none; padding: 0in;"><b>5. BAHAN DAN SPESIFIKASINYA</b></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s1600/RUSTADI+LUKAN1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s320/RUSTADI+LUKAN1.png" width="320" /></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. Persyaratan</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">2. Macam dan Ukuran benang</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">3. Warna Jaring</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s320/Picture3.png" width="320" /></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">A. HASIL TANGKAPAN</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">B. DAERAH PENANGKAPAN</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">C. ALAT BANTU PENANGKAPAN</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">v LAMPU / LIGHT FISHING</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Ancor / obor<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Lampu petromak / starmking<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">v PAYAOS (RUMPON/ REBO)</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">D. TEKNIK OPERASI</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">§ Setting</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">§ Holling</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">E. HAL – YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">v FAKTOR LUAR :</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. Keadaan Musim ( cuaca )</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">2. Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">3. Teknik Penangkapan</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">4. Market (Pemasaran)</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">v FAKTOR DALAM :</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy6Ub0evWO4XKDxvkuEzECBkXvAU2KumaQfpQkijkRnBVUiI20HsQOTqLFl7kqOo1_V0QHzDsRIp5SchnR304sM3gDlr_0x13dB7uqTUXLXmUdEIbRCsmTtc5Hu37s2qnjk-hz_EGjspS2/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy6Ub0evWO4XKDxvkuEzECBkXvAU2KumaQfpQkijkRnBVUiI20HsQOTqLFl7kqOo1_V0QHzDsRIp5SchnR304sM3gDlr_0x13dB7uqTUXLXmUdEIbRCsmTtc5Hu37s2qnjk-hz_EGjspS2/s320/Picture1.png" width="320" /></span></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">1. Bahan Jaring</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine ini mempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">2. Ketegangan rentangan tubuh jarring</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">3. Shortening atau shrinkage</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">~        Tinggi Jaring Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">5. Mesh size</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><span style="border: 1pt none; padding: 0in;">SUMBER BACAAN / DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB. Bogor. 1974<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement with the<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing New .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 1987.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">·         Nomura,Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1). Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">sumber info: <a href="https://rustadi.wordpress.com/" target="_blank">RUSTADI</a><o:p></o:p></span></div><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span><br /><center><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" gesture="media" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/Qw6OGaT0yLw?list=PLR1s1vVmsg5b_uibQGtcqVlNQUe6DScSA" width="554"></iframe><center> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><b><a href="https://www.4shared.com/web/preview/pdf/HHebgFTsei" target="_blank">LIHAT</a></b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><b><span style="font-size: x-large;"><a href="https://dc721.4shared.com/download/HHebgFTsei/ALAT_TANGKAP_GILL_NET.pdf?tsid=20171113-094937-489d03e&sbsr=a5866923413fe9d3c92c217b74540bb29c1&bip=MzYuODQuNjkuMjA&lgfp=2000" target="_blank">DOWNLOAD </a></span></b></div><br /><br /></div></center></center>

ALAT TANGKAP GILLNET

1. A. PENDAHULUAN 1. Definisi Alat Tangkap Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istil...

Read more »