POST NUSANTARA: ALAT TANGKAP

Penggunaan lampu sebagai alat bantu Penangkapan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1ZHD97QpiyNHwIfuyIpyskZwYqKKbeyB5gMYKDrWtVP4I5shDiM6QVH8YDApZ_U_YH6W6bsHzlkRFInGWbBOnmlqBAdIna5OWGi7TT4ncB6WjqOvR_h3E5s2IfHsRQ8ajmahM0Cw_FXs/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="545" data-original-width="1041" height="335" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1ZHD97QpiyNHwIfuyIpyskZwYqKKbeyB5gMYKDrWtVP4I5shDiM6QVH8YDApZ_U_YH6W6bsHzlkRFInGWbBOnmlqBAdIna5OWGi7TT4ncB6WjqOvR_h3E5s2IfHsRQ8ajmahM0Cw_FXs/s640/Picture1.png" width="640" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Penggunaan lampu sebagai alat  bantu pengumpul ikan dikalangan masyarakat nelayan sudah lama dikenal, bahkan lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan sudah dikenal masyarakat nelayan Indonesia sejak tahun 1950 – an  ( Subani dan Barus, 1989 dalam Nur Bambang dan Agung . W. 1999). <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"> Operasi penangkapan ikan pada malam hari menggunakan lampu tekan (petromak) sebagai alat  bantu pengumpul ikan  dan pada siang hari dengan cara mengejar gerombolan ikan.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"> Dewasa ini pengoperasian ALAT TANGKAP PURSE SEINE  untuk mengumpulkan gerombolan ikan sebanyak dilakukan dengan menggunakan alat bantu  pengumpul ikan berupa lampu mercury . <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Penggunaan lampu mercury biasanya dengan daya 500 watt. 1.000 wattdan 1.500 watt sebanyak 20 – 30 unit yang dipasang di atas geladak kapal purse seine dan 10 – 20 unit yang dipasang pada perahu lampu (Prasert Masthawee, 1995).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Menurut Ayodhyoa  (1981), agar fishing lamp memberikan daya guna yang maksimal untuk mengumpulkan ikan, lampu harus memenuhi persyaratan antara lain :   <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">1. Mampu mengumpulkan ikan yang  yang berada pada jarak  jauh, baik  horisontal maupun vertikal, karena  beberapa jenis ikan bergerak secara horisontal  maupun vertikal.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">2.Ikan-ikan tersebut sebaiknya berkumpul di sekitar lampu atau sumber cahaya dimana mungkin akan tertangkap ( catchable area ).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">3.Setelah ikan terkumpul di sekitar sumber cahaya diharapkan ikan-ikan tersebut tidak melarikan diri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">2.Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Lampu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Subani dan Barus (1989) dalam Nur Bambang dan Agung.W (1999), menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan lampu dalam operasi penangkapan ikan antara lain adalah : kecerahan air dan banyaknya partikel dan zat renik ), gelombang dan arus laut, sinar bulan, musim. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Nybakken (1988), menyatakan bahwa penetrasi cahaya lampu ke dalam laut tergantung dari beberapa faktor antara lain : absorbsi cahaya oleh partikel-partikel air, kecerahan air, panjang gelombang cahaya, pemantulan cahaya oleh permukaan air serta musim dan lintasan geografis.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Hasil penelitian Asnawi (1979), menunjukan bahwa pada light fishing beberapa faktor fisika air yang diteliti yaitu suhu, salinitas, kecerahan air terhadap cahaya lampu dan kecepatan arus secara bersama sama berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan.  Sedangkan secara parsial menunjukan faktor suhu, salinitas dan kecerahan air  cenderung untuk tidak  berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Lebih lanjut dikatakan bahwa terjadi hubungan negatif yang sangat nyata  antara faktor kecepatan arus dengan hasil tangkapan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"> Menurut Talahatu (1983), faktor transparansi penting artinya bagi daya tembus sinar ke dalam air  Penggunaan lampu sebagai alat  bantu pengumpul ikan sudah lama berlangsung dan pengembangan teknologi terus di upayakan agar lampu yang menjadi alat bantu penangkapan ikan lebih effektif dan effisien.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Jika transparansi air besar maka sinar akan lebih dalam menembus lapisan air sehingga akan lebih dalam menembus lapisan air sehingga akan lebih banyak menarik perhatian ikan untuk berkumpul.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Air yang keruh akan menyuramkan sinar  karena adanya scatering dan mengurangi  jarak yang dapat dicapai cahaya dalam air.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Hal ini disebabkan  partikel-partikel yang melayang dan organisme yang hidup di dalamnya akan memantulkan sinar yang masuk ke dalam air. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Penarikan dan pengumpulan ikan dengan sinar lampu tidak efektif apabila perairan keruh ( Hela dan Laevastu, 1970).  <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">Light fishing sebaiknya dilakukan di perairan yang jernih dan kedalaman yang cukup untuk dapat menghilangkan refleksi dari dasar perairan ( Verheyen, 1959). <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Menurut Ben- Yami ( 1976), bahwa jika lampu dipasang di atas permukaan air maka hanya 50% saja cahaya yang dapat efektif menembus ke dalam air, hal tersebut  akiibat adanya pantulan dari lapisan permukaan air, <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> disamping itu iluminasi cahaya lampu akan menurun dengan semakin meningkatnya jarak dari sumber cahaya dan nilainya akan sangat berkurang apabila cahaya lampu tersebut memasuki permukaan air.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">setelah kita mengetahui Fungsi Lampu pengumpul ikan maka kita juga harus mengetahui BEBERAPA JENIS LAMPU <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Penangkapan ikan dеngаn alat bantu cahaya inilah уаng disebut dеngаn light fishing. Sehingga, dараt disimpulan bаhwа caha hanyalah merupakan alat bantu dalam ѕuаtu operasi penangkapan, уаng tentunya berfungsi untuk mengumpulkan ikan dalam ѕuаtu area penangkapan (fishing ground) dan kеmudіаn ditangkap dеngаn menggunakan berbagai jenis alat tangkap. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Mengapa ikan tertarik аkаn cahaya?. Pertanyaan inilah уаng membuat para ilmuan іngіn mengetahui ѕеbеnаrnуа ара уаng membuat ikan іtu suka dеngаn cahaya. Pada dasarnya ikan tertarik pada cahaya mеlаluі penglihatan (mata) dan rangsangan mеlаluі otak (pineal region pada otak). Peristiwa tertariknya ikan terhadap cahaya disebut phototaxis (Sudirman and Mallawa 2004). <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Sehingga dеngаn dеmіkіаn ikan уаng tertarik dеngаn cahaya аdаlаh ikan уаng mempunyai sifat phototaxis, уаng umumnya аdаlаh ikan pelagis dan sebagian ikan demersal. Sеdаngkаn ikan уаng tіdаk tertarik dеngаn cahaya atau menjauhi cahaya bіаѕа disebut fotophobi, dan adapula уаng menyebutnya dеngаn fototaxis negative. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Mеnurut penelitian tingkah laku ikan, telah diketahui bаhwа rangsangan cahaya аntаrа 0,01-0,001 lux, ikan ѕudаh memberikan reaksi, nаmun ambang cahaya tertinggi untuk mata ikan bеlum banyak diteliti. Ikan mempunya ѕuаtu kemampuan уаng mengagumkan untuk dараt melihat pada siang hari dеngаn kekuatan penerangan ratusan ribu lux dan dalam keadaan gelap ѕаmа sekali. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Kаlаu cahaya biru-hijau yuang mampu diterima оlеh mata manusia hаnуа 30% saja, maka mata iikan mampu menerimanya sebesar 75%, ѕеdаngkаn retina mata dаrі bеbеrара jenis ikan dараt menerima sebesar 90%. Jadi bіѕа disimpulkan bаhwа batas ambang cahaya уаng mampu diterima ikan lebih tinggi caripada manusia. Cahaya уаng masuk kе mata ikan аkаn diteruskan kе otak pada bagian cone dan rod, уаng ѕаngаt peka terhadap cahaya. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Prinsip Light Fishing dan Peristiwa Tertariknya Ikan pada Cahaya. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Penangkapan ikan dеngаn menggunakan cahaya ѕеbаgаі alat bantu untuk mengumpulkan ikan dі ѕuаtu fishing ground pada umunya hаnуа memanfaatkan behavior ikan уаng tertarik аkаn cahaya. Mеnurut Ayodhyoa (1976;1981), bаhwа peristiwa tertariknya ikan dі bаwаh cahaya dараt dibagi menjadi 2 macam, yaitu:  <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Peristiwa langsung, dimana ikan tertarik оlеh cahaya lаlu berkumpul. Inі tentunya berhubungan langsung dеngаn peristiwa fototaxis seperti jenis ikan sardinella, kembung, dan layang. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Peristiwa tіdаk langsung, dimana karena adanya cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan sebagainya berkumpul, dеngаn tujuan “feeding”. Bеbеrара jenis ikan уаng termasuk dalam kategori іnі аdаlаh seperti ikan tenggiri, cendro, dan lain-lain. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Dаrі kedua prinsip dі atas, dараt kita ketahui bаhwа peristiwa ketertarikan ikan terhadap cahanya іtu ada dua macam. Sеlаіn untuk mengetahui prinsip-prinsip light fishing, perlu adanya persyaratan-persyratan dalam light fishing dеmі untuk mengefektifkan proses penangkapan ikan dеngаn menggunakan alat bantu cahaya. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Adapun persyaratan-persyaratan уаng perlu diperhatikan аdаlаh lingkungan. Pada perikanan ligh fishing tіdаk ѕеmuа kondisi lingkungan dараt dilakukan penangkapan, tеtарі harus pada malam hari. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Hal іnі berhubungan dеngаn fase bulan, уаіtu bulan terang dan bulan gelap. Light fishing hаnуа efektif pada malam bulan gelap. Kondisi lingkungan lаіn уаng dараt menpengaruhi аdаlаh keadaan perairan, dimana air tіdаk boleh dalam keadaan keruh, sebaiknya jernih atau tіdаk tеrlаlu keruh. Karena dараt mempengaruhi daya tembusa cahaya уаng semakin pendek. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Sеlаіn memperhatikan kondisi lingkungan, proses penangkapan ikan рun perlu untuk diperhatikan. Persyaratan penangkapan іnі ѕаngаt perlu untuk diperhatikan, karena ѕаngаt berpengaruh terhadapa banyaknya hasil tangkapan.Untuk mengefektifkan ѕеbuаh penangkapan, maka seharusnya cahaya mampu menarik ikan pada jarak уаng jauh baik secara vertikal, maupun secara horizontal. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Sеtеlаh berkumpul, hendaknya ikan-ikan іtu tetap berada dі area cahaya pada jangka waktu уаng dibutuhkan untuk melakukan penangkapan. Berbagai jenis alat tangkap mulai dаrі уаng tradisional ѕаmраі pada alat tangkap уаng modern telah menggunakan cahaya ѕеbаgаі alat bantu. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Jenis-jenis alat tangkap berupa bagan tancap dі Perairan Sulawesi Selatan menggunakan lampu strongkin (pressure lamp) ѕеbаgаі sumber cahaya. Bеgіtu јugа purse seine уаng beroperasi pada malam hari уаng tersebar luas dі Perairan Indonesia merupakan alat tangkap уаng memanfaatkan cahaya ѕеbаgаі alat bantu. (Terima Kasih).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">SUMBER OLEH: HISYAM MURTADLO<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">BP3 SEMARANG<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"> </div> <div style="text-align: center;">Hiburan dulu yah</div> <center><iframe allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" height="200" src="https://www.youtube.com/embed/0jAW-XT2cV0?list=UUvWPH6BuWtStHIgq2xAiYjQ" width="314"></iframe><center> </center></center>

Penggunaan lampu sebagai alat bantu Penangkapan

Penggunaan lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan dikalangan masyarakat nelayan sudah lama dikenal, bahkan lampu sebagai alat bantu pengum...

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan

<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinJ9EAdtzdNiYNxUYeKJtGLG5oRS8mQkCvOvAY8nwdurE-8rw0-ge_KTHh0mxB56cM6O6Pjm1HYPHtUSGPawV3YqtoBygKblFDZMXBSbzHmggqA5uYoOsS_NKYVi6I2ewI61VuJWBvukI/s1600/teknologi+penangkapan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinJ9EAdtzdNiYNxUYeKJtGLG5oRS8mQkCvOvAY8nwdurE-8rw0-ge_KTHh0mxB56cM6O6Pjm1HYPHtUSGPawV3YqtoBygKblFDZMXBSbzHmggqA5uYoOsS_NKYVi6I2ewI61VuJWBvukI/s1600/teknologi+penangkapan.jpg" /></a></div>Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah penggunaan suatu alat tangkap yang tidak memberikan dampak lingkungan, yaitu sejauh mana alat tangkap tersebut merusak dasar perairan (benthic disturbance), kemungkinan hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Faktor lain bagaimana dampaknya terhadap keanekaragaman sumberdaya (biodiversity) dan target resources yaitu komposisi hasil tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda.  Secara teknis,  suatu alat tangkap ikan dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria: mempunyai selektivitas yang tinggi, tidak merusak habitat, menghasilkan ikan berkualitas tinggi, tidak membahayakan operator, produksi tidak membahayakan konsumen, by-catchnya rendah, tidak berdampak buruk terhadap biodiversity, tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi, menguntungkan dan dapat diterima secara sosial  (Monintja, 2000).  <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Proses seleksi alat tangkap ramah lingkungan dan berkelanjutan dilakukan  dengan menggunakan metode Analitical Hierarchi Process (AHP).  Metode ini merupakan penyempurnaan dari sistem skoring, dimana dengan metode AHP dapat diketahui interaksi dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap alat yang diseleksi.  Diagram alir proses  seleksi dapat  dilihat pada  Gambar 46.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Beberapa kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keramahan suatu alat tangkap terhadap habitat terumbu  karang (Monintja, 2000) adalah : <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(1)  Mempunyai selektivitas yang tinggi<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Berbagai jenis pancing (angling gear) dan gillnet mempunyai selektivitas yang paling tinggi karena dapat didesain supaya mampu menyeleksi ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Hal ini disebabkan karena ukuran  ikan yang tertangkap pada pancing dan drift gillnet sesuai dengan ukuran/nomor mata pancing dan ukuran mata jaring. Bom ikan dan sianida mempunyai selektivitas yang paling rendah karena semua jenis ikan dalam semua ukuran  yang berada dalam areal penangkapan dapat tertangkap. <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBdTOsPK_TiZm42_NzxcUdeqGqdp0r9IF2Fm8SbXrqIgPYdQg_2M6kED4X3rNgTebqzrWk5jg7u0ZPsX2ICkKuCfm8NVh8B3cVpXWbMEs77njyRQv90Eaocjp8hbOAP2ddJ7ZxXCX0bUI/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="563" data-original-width="754" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBdTOsPK_TiZm42_NzxcUdeqGqdp0r9IF2Fm8SbXrqIgPYdQg_2M6kED4X3rNgTebqzrWk5jg7u0ZPsX2ICkKuCfm8NVh8B3cVpXWbMEs77njyRQv90Eaocjp8hbOAP2ddJ7ZxXCX0bUI/s320/Picture1.png" width="320" /></a>(2) Tidak merusak habitat<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Seluruh alat penangkapan ikan yang telah dikenal selama ini, dinilai memiliki dampak pengoperasian  yang kecil terhadap habitat apabila nelayan menerapkan metode penanghkapan ikan secara tepat,  kecuali bom ikan dan sianida.  Bom ikan dan  dan sianida tidak hanya merusak habitat ikan tetapi juga dapat membunuh ikan-ikan muda termasuk larva ikan. Radius kerusakan habitat terumbu karang oleh bom ikan dapat mencapai 30 m dari pusat ledakan, sedangkan pada operasional alat tangkap racun ikan (sianida) luas area yang terpengaruh dapat mencapai radius 2 km.   <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(3) Menghasilkan ikan berkualitas tinggi<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Berbagai jenis pancing (angling gear), bubu (trap net), sero tancap (pound net) dan bagan apung (lift net)  adalah jenis-jenis alat penangkapan ikan yang telah dikenal menghasilkan ikan masih dalam keadaan hidup dan segar. Ikan yang tertangkap dengan bom ikan dan sianida memiliki kualitas rendah karena ikan yang tertangkap biasanya tulang dan perutnya hancur dan lembek, sehingga mudah busuk.   <o:p></o:p></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" style="text-align: left;"> <tbody><tr> <td height="0" width="36"></td> </tr><tr> <td></td> <td> </td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2c7goG9jSqZH7HPCiTsvVm7Oku6k5oK5KYN8q-AKPpHwm7F6oPLqLI4biXG9SAG8qqdMLpCVCMudrEz1kPXQAhI0lz3R0Qpf_9gjinLGpnK2HtpN8PFjVpPTlVjFO4CQFdnWbSi5tlDI/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="753" data-original-width="781" height="385" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2c7goG9jSqZH7HPCiTsvVm7Oku6k5oK5KYN8q-AKPpHwm7F6oPLqLI4biXG9SAG8qqdMLpCVCMudrEz1kPXQAhI0lz3R0Qpf_9gjinLGpnK2HtpN8PFjVpPTlVjFO4CQFdnWbSi5tlDI/s400/Picture3.png" width="400" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">  </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Gambar 46.  Diagram alir proses seleksi teknologi penangkapan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan usaha penangkapan (Monintja dkk, 2002)<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(4) Tidak membahayakan nelayan<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Telah diteliti bahwa alat tangkap yang paling aman bagi keselamatan nelayan adalah : pancing tangan (handline), menyusul bagan perahu, gillnet dasar dan pancing tonda, Pengoperasian alat tangkap dengan resiko paling tinggi adalah bom ikan dan sianida.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Dalam pengoperasian bom ikan diperlukan suatu kehati-hatian dari operator, apabila ceroboh, maka dapat berdampak fatal terhadap para nelayan. Beberapa jenis alat penangkapan ikan lainnya yang memerlukan keterampilan yang tinggi dalam pengoperasiannya seperti pole and line, pukat cincin (purse seine), pukat udang (shrimp trawl), juga beresiko dan dapat membahayakan nelayan apabila tidak berhati-hati pada waktu pengoperasiannya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(5)  By-catch rendah<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Hampir semua alat tangkap yang telah didesain dan dioperasikan dengan menerapkan metode yang tepat memiliki nilai  by-catch relatif rendah, kecuali bom ikan dan sianida yang memiliki nilai relatif by-catch tinggi, karena seluruh jenis dan ukuran ikan dapat tertangkap. <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(6) Dampak terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati (biodiversity) rendah. Alat tangkap yang memiliki dampak negatif terhadap biodiversity rendah adalah semua jenis pancing (angling gear).  Hal ini disebabkan karena spesies target penangkapan kedua jenis alat tangkap ini sangat jelas dan terfokus. Alat tangkap lainnya yang dampak negatif  biodiversity  relatif rendah adalah jaring insang yang dioperasikan di permukaan perairan (surface gillnet). Bagan perahu, sianida dan bom ikan dinilai memiliki dampak negatif yang tinggi terhadap biodiversity .</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">(7)  Tidak membahayakan ikan yang dilindungi<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Jenis alat tangkap yang tidak menangkap ikan yang dilindungi adalah: pancing tonda dan pancing cumi.  Alat yang paling berpeluang menangkap ikan yang dilindungi adalah bom ikan, sianida, dan berbagai jenis jaring pukat.  <o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><center><iframe allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" height="280" src="https://www.youtube.com/embed/z5lsEYGClRE?list=UUvWPH6BuWtStHIgq2xAiYjQ" width="454"></iframe><center> </center></center>

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan Penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah penggunaan suatu alat tangkap yang ...

ALAT TANGKAP GILLNET

<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>1. A. PENDAHULUAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1. Definisi Alat Tangkap<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynUcEHJX6aa49ZPaO-JC2VKelbeXjUJjquvLHVPnzojDYLQS8EZZi22PoCuv-Z_5szlOoDuXqLKDzM0eJ4-ROlxEJuI8F8MrGUIg2cCJt64RwfNsIn4dmlpf6ZRqNpG4Dp-slBBUXnDB7/s1600/IMG-20171106-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynUcEHJX6aa49ZPaO-JC2VKelbeXjUJjquvLHVPnzojDYLQS8EZZi22PoCuv-Z_5szlOoDuXqLKDzM0eJ4-ROlxEJuI8F8MrGUIg2cCJt64RwfNsIn4dmlpf6ZRqNpG4Dp-slBBUXnDB7/s320/IMG-20171106-WA0009.jpg" width="320" /></a>Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1.1. Sejarah Alat Tangkap.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jarring<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">. 1.1. Prospektif Alat Tangkap<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s1600/RUSTADI+LUKAN1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a>Prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia :<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Proses pembuatan bottom gill net mudah<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Harganya relatif murah<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Fishing method dari bottom gill net mudah<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> 1. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILL NET )<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1. KONSTRUKSI UMUM<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="242" data-original-width="450" height="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7r1rqWuKe4D7ZCY0SMU0zssSHypK2zSWxuaFTQanjFiud0axWYd9vKw6tHGv77b7ppqkII4_fGpIcaVzFi_hcPoktpAm6KqN4rzreLqCnmzJ2EIA26MfQJVXTAisASm3_u-7FNf8N_CI/s320/Picture1.png" width="320" /></a>Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">2. DETAIL KONSTRUKSI<o:p></o:p></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">3. KARAKTERISTIK<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">5. BAHAN DAN SPESIFIKASINYA<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s1600/RUSTADI+LUKAN1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-L-PVUF4HGCExuWbhcxMBy0xeBVpKcwmVaWZ-rvwVurZt5058ktwHSKdaLU5et7b7W1GXMO6NQqh0bGmrjXA5gXiozGQF6jl_5_oWTYcOo3NWwxcKGe6ZNZkpnyKIc2NCU4_dkNOmDOW/s320/RUSTADI+LUKAN1.png" width="320" /></a>Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1. Persyaratan<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">2. Macam dan Ukuran benang<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">3. Warna Jaring<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s1600/Picture3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSqXy7jEYDBxB_UJbcjtuIC4ZnrXBdzviujhnBlhnNfMaZhp97k-jGsjdiWF4eQDuSuWySYa8imXZjFGMR5c5xSYDb8aa-YsftnptZKex_XdAmaFtvDf6Okd34h5liHc6tvTmCpgIVUby-/s320/Picture3.png" width="320" /></a>Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">A. HASIL TANGKAPAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">B. DAERAH PENANGKAPAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">C. ALAT BANTU PENANGKAPAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah :<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">v LAMPU / LIGHT FISHING<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Ancor / obor<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Lampu petromak / starmking<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">v PAYAOS (RUMPON/ REBO)<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">D. TEKNIK OPERASI<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">§ Setting<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">§ Holling<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">E. HAL – YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">v FAKTOR LUAR :<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1. Keadaan Musim ( cuaca )<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">2. Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu sendiri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">3. Teknik Penangkapan<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">4. Market (Pemasaran)<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">v FAKTOR DALAM :<o:p></o:p></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy6Ub0evWO4XKDxvkuEzECBkXvAU2KumaQfpQkijkRnBVUiI20HsQOTqLFl7kqOo1_V0QHzDsRIp5SchnR304sM3gDlr_0x13dB7uqTUXLXmUdEIbRCsmTtc5Hu37s2qnjk-hz_EGjspS2/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy6Ub0evWO4XKDxvkuEzECBkXvAU2KumaQfpQkijkRnBVUiI20HsQOTqLFl7kqOo1_V0QHzDsRIp5SchnR304sM3gDlr_0x13dB7uqTUXLXmUdEIbRCsmTtc5Hu37s2qnjk-hz_EGjspS2/s320/Picture1.png" width="320" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">1. Bahan Jaring<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine ini mempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">2. Ketegangan rentangan tubuh jarring<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">3. Shortening atau shrinkage<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">~        Tinggi Jaring Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">5. Mesh size<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">SUMBER BACAAN / DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB. Bogor. 1974<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement with the<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing New .<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 1987.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">·         Nomura,Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1). Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977.<o:p></o:p></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">sumber info: <a href="https://rustadi.wordpress.com/" target="_blank">RUSTADI</a><o:p></o:p></div> <center><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" gesture="media" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/Qw6OGaT0yLw?list=PLR1s1vVmsg5b_uibQGtcqVlNQUe6DScSA" width="554"></iframe><center> <div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;"><a href="https://www.4shared.com/web/preview/pdf/HHebgFTsei" target="_blank">LIHAT</a></div><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;"><a href="https://dc721.4shared.com/download/HHebgFTsei/ALAT_TANGKAP_GILL_NET.pdf?tsid=20171113-094937-489d03e&sbsr=a5866923413fe9d3c92c217b74540bb29c1&bip=MzYuODQuNjkuMjA&lgfp=2000" target="_blank">DOWNLOAD </a></div> </div></center></center>

ALAT TANGKAP GILLNET

1. A. PENDAHULUAN 1. Definisi Alat Tangkap Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istil...

KRITERIA ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN

<div class="WordSection1"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.8pt; text-align: justify;">KRITERIA ALAT TANGKAP IKAN YANG RAMAH LINGKUNGAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.9pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk1HpqVrADJhLazGFaiLYrEqopSiwVOmzdOHf0VUpafyS6Zp9dESmBmR6ZPhXUzyu6clmJBxtfkb70rD6uqi9ihUNNmsC5IoKBoMFtU3fWui99ySXSvoipkYki1cjpMKzJIJWwZeMsEQs/s1600/15.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="324" data-original-width="385" height="538" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk1HpqVrADJhLazGFaiLYrEqopSiwVOmzdOHf0VUpafyS6Zp9dESmBmR6ZPhXUzyu6clmJBxtfkb70rD6uqi9ihUNNmsC5IoKBoMFtU3fWui99ySXSvoipkYki1cjpMKzJIJWwZeMsEQs/s640/15.jpg" width="640" /></a></div>Di Indonesia saat ini, telah banyak dikembangkan metode penangkapan yang tidak merusak lingkungan (Anonim. 2006). Selain karena tuntutan dan kecaman dunia internasional yang akan memboikot ekspor dari negara yang sistem penangkapan ikannya masih merusak lingkungan, pemerintah juga telah berupaya untuk melaksanakan tata cara perikanan yang bertanggung jawab.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Food  Agriculture  Organization  (FAO),  pada tahun 1995  mengeluarkan  suatu tata cara bagi kegiatan penangkapan ikan yang bertanggung jawab (Code of Conduct for Resposible Fisheries, disingkat CCRF). Dalam CCRF ini, FAO menetapkan serangkaian kriteria bagi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. Sembilan kriteria tersebut adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 123.65pt 0.0001pt 3.85pt; text-align: center;">ALAT TANGKAP HARUS MEMILIKI SELEKTIVITAS YANG TINGGI<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Artinya, alat tangkap tersebut diupayakan hanya dapat menangkap ikan/organisme lain yang menjadi sasaran penangkapan saja. Ada dua macam selektivitas yang menjadi sub kriteria, yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis. Sub kriteria ini terdiri dari (yang paling rendah hingga yang paling tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">1. Alat menangkap lebih dari tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">2. Alat menangkap tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">3. Alat menangkap kurang dari tiga spesies dengan ukuran yangkurang lebih sama<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">4. Alat menangkap satu spesies saja dengan ukuran yang kurang lebih sama.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 121.45pt 0.0001pt 3.85pt; text-align: center;">      ALAT TANGKAP YANG DIGUNAKAN TIDAK MERUSAK HABITAT<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Alat tangkap yang digunakan tidak merusak habitat, tempat tinggal dan berkembang biak ikan dan organisme lainnya. Ada pembobotan yang digunakan dalam kriteria ini yang ditetapkan berdasarkan luas dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan alat  penangkapan. Pembobotan tersebut adalah sebagai berikut (dari yang rendah hingga yang tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">1. Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">2. Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang sempit<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">3. Menyebabkan sebagian habiat pada wilayah yang sempit<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">4. Aman bagi habitat (tidak merusak habitat).<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection2"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.75pt; text-align: justify;">TIDAK MEMBAHAYAKAN NELAYAN<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Tidak membahayakan nelayan (penangkap ikan). Keselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena bagaimana pun, manusia merupakan bagian yang penting   bagi   keberlangsungan   perikanan   yang   produktif.   Pembobotan   resiko diterapkan berdasarkan pada tingkat bahaya dan dampak yang mungkin dialami oleh nelayan, yaitu (dari rendah hingga tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">1. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat kematian pada nelayan<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">2. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat cacat menetap (permanen)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.25pt; text-align: justify;">pada nelayan<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.95pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">3. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat gangguan kesehatan yang sifatnya sementara<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">4. Alat tangkap aman bagi nelayan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.75pt; text-align: justify;">MENGHASILKAN IKAN YANG BERMUTU BAIK<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.85pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Jumlah ikan yang banyak tidak berarti bila ikan-ikan tersebut dalam kondisi buruk. Dalam menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil tangkapan secara morfologis (bentuknya). Pembobotan (dari rendah hingga tinggi) adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">1. Ikan mati dan busuk<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">2. Ikan mati, segar, dan cacat fisik<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">3. Ikan mati dan segar<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">4. Ikan hidup.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.75pt; text-align: justify;">PRODUK TIDAK MEMBAHAYAKAN KESEHATAN KONSUMEN<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Ikan yang ditangkap dengan peledakan bom pupuk kimia atau racun sianida kemungkinan tercemar olehracun. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan tingkat bahaya yang mungkin dialami konsumen yang harus menjadi pertimbangan adalah (dari rendah hingga tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.45pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">1. Berpeluang besar menyebabkan kematian konsumen<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">2. Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan konsumen<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">3. Berpeluang sangat kecil bagi gangguan kesehatan konsumen<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.1pt; text-align: justify;">4. Aman bagi konsumen.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; margin-top: 0.65pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.75pt; text-align: justify;">HASIL TANGKAPAN YANG TERBUANG MINIMUM<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Alat tangkap yang tidak selektif, dapat menangkap ikan/organisme yang bukan sasaran penangkapan (non-target). Dengan alat yang tidak selektif, hasil tangkapan yang  terbuang  akan  meningkat,  karena  banyaknya  jenis  non-target  yang  turut<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection3"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 4.05pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">tertangkap. Hasil tangkapan non target, ada yang bisa dimanfaatkan dan ada yang tidak. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan pada hal berikut (dari rendah hingga tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 4pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">1. Hasil  tangkapan  sampingan  (by-catch)  terdiri  dari  beberapa  jenis  (spesies)  yang tidak laku dijual di pasar<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.95pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">2. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) terdiri dari beberapa jenis dan ada yang laku dijual di pasar<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 11.6pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">3. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) kurang dari tiga jenis dan laku dijual di pasar<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.55pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">4. Hasil tangkapan sampingan (by-catch)kurang dari tiga jenis dan berharga tinggi di pasar.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.3pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.75pt; text-align: justify;">MEMBERIKAN DAMPAK MINIMUM TERHADAP KEANEKAAN SUMBERDAYA HAYATI<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.8pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Alat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap keanekaan sumberdaya hayati (biodiversity). Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasasrkan pada hal berikut(dari rendah hingga tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 4.05pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">1. Alat  tangkap  dan  operasinya  menyebabkan  kematian  semua  mahluk  hidup  dan merusak habitat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.95pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">2. Alat   tangkap   dan   operasinya   menyebabkan   kematian   beberapa   spesies   dan merusak habitat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 4.05pt 0.0001pt 41.25pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">3. Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 209.25pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">4. Aman bagi keanekaan sumberdaya hayati.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; margin-top: 0.65pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 13.3pt 0.0001pt 27.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">3.8. TIDAK MENANGKAP JENIS YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG ATAU TERANCAM PUNAH.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 4.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yang dilindungi undangundang ditetapkan berdasarkan kenyataan bahwa:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 208.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">1. Ikan yang dilindungi sering tertangkap alat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 172.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">2. Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap alat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 224.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">3. Ikan yang dilindungi pernah tertangkap<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 194.15pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">4. Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; margin-top: 0.65pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.85pt; text-align: justify;">DITERIMA SECARA SOSIAL.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.1pt; margin-right: 3.7pt; margin-top: 2.4pt; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap, akan sangat tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di suatu tempat. Suatu alat diterima secara sosial oleh masyarakat bila: (1) biaya investasi murah, (2) menguntungkan secara ekonomi,  (3)  tidak  bertentangan dengan  budaya  setempat,  (4)  tidak bertentangan<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection4"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.95pt 0.0001pt 5.1pt; text-align: justify;">dengan   peraturan   yang   ada.   Pembobotan   Kriteria   ditetapkan   dengan   menilai kenyataan dilapangan bahwa (dari yang rendah hingga yang tinggi):<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">1. Alat tangkap memenuhi satu dari empat butir persyaratan di atas.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">2. Alat tangkap memenuhi dua dari empat butir persyaratan di atas.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">3. Alat tangkap memenuhi tiga dari empat butir persyaratan di atas.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">4. Alat tangkap memenuhi semua persyaratan diatas.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.1pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Bila ke sembilan kriteria ini dilaksanakan secara konsisten oleh semua pihak yang  terlibat  dalam  kegiatan  penangkapan  ikan,  maka  dapat  dikatakan  ikan  dan produk perikanan akan tersedia untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hal yang penting untuk diingat bahwa generasi saat ini memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan ketersediaan sumberdaya ikan bagi generasi yang akan datang dengan pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkesinambungan danlestari. Perilaku yang bertanggung jawab ini dapat memelihara,minimal mempertahankan stok sumberdaya yang  ada  kemudian  akan  memberikan  sumbangan  yang  penting  bagi  ketahanan pangan (food security), dan peluang pendapatan yang berkelanjutan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; text-align: justify;">Contoh  alat  penangkapan  ikan  yang  ramah  lingkungan  adalah  rawai  dasar<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">(bottom long line) dan  jarring insang tetap (set gill net), dengan beberapa alasan:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.7pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Alat penangkap ikan Bottom Long line dangill net mempunyai tingkat selektifitas tinggi. Alat penangkap ikan bottom Long line menggunakan mata pancing berukuran<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.25pt; text-align: justify;">4 (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Set gill net mempunyai mesh size 3 inchi (8 cm).  Hasil tangkapan alat tersebut terdiri dari beberapa spesies,yaitu sebanyak 9 spesies dan ukuran yang relatif seragam.Ikan yang tertangkap dengan alat tangkap set gillnet yaitu ikan yang sesuai dengan ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan yang berukuran lebih kecil dari ukuran matajaring akan lolos dari penangkapan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.8pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Alat penengkap ikan gill net dan bottom long line dapat  dinyatakan aman terhadap habitat. Ikan yang tertangkap dengan bottom long lineialah ikan yang lebih besar bukaan mulutnya dari ukuran mata pancing, sedangkan ikan yang mempunyai bukaan mulutnya lebih kecil dari ukuran mata pancing akan lolos daripenangkapan (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.85pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Dari segi kesegaran (kualitas) hasil tangkapan, alat penangkap ikan; bottom long line dan set gill net didominasi oleh ikan dalam keadaan mati segar. Hal ini disebabkan olehkonstruksi alat yang dapat melukai atau tidak melukai dan lama pengoperasian alat (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.9pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Alat penangkapan ikan  set gillnet merupakan alat tangkapan yang lebih banyak menghasilkan hasil tangkapan sampingan yaitu sebanyak lebih dari 3 spesies dibandingkan dengan bottom long line yaitu kurang dari 3 spesies tetapi semua hasil tangkapan sampingan kedua alat ini bernilaiekonomis (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection5"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.6pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Alat  penangkap  ikan  set  gillnet  merupakan  alat  yang  aman  terhadap ikan  yang dilindungi dikarenakan alat ini tidak pernah menangkap ikan yang dilindungi (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 3.75pt 0.0001pt 5.1pt; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Contoh alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan: sungkur (skimming net) dan lampara dasar modifikasi (mini trawl), dengan beberapa alasan:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">-   Memiliki  selektifitas  relatif  rendah.    skimming  net  menangkap  11  spesies  dan<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.25pt; text-align: justify;">skimming netmenangkap 15 spesies (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.6pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Ukuran  ikan  yang tertangkap  memiliki  variasi beragam.  Hal ini disebabkan  oleh mesh size yang digunakan dan sifat operasi alat tangkap. Untuk alat sungkur (skimming net) danlampara dasar modifikasi (mini trawl) memiliki mesh size 1 inchi dan bagian kantong ½ inchi (Rusmilyansar, 2012).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 19.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">-   Alat  penangkap  ikan;  beach  seine  merupakan  alat  tangkap  yang  berpotensi memberikan dampak terhadap habitat yakni dapat merusak sebagian habitat pada wilayah sempit. Alat ini dioperasikan sampai ke dasar perairan, hal ini disebabkan target spesies yang ditangkap adalah udang, sedangkan alat tangkap ini mempunyai ukuran panjang 525 – 700 meter.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 4.1pt 0.0001pt 5.1pt; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kerangka pembangunan perikanan berkelanjutan tersebut antara lain berupa:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">a) Aspek ekologi: memandang bahwa terjaganya keutuhan ekosistem alami sebagai syarat  mutlak  untuk  menjamin  keberlanjutan  perkembangan  kehidupan. Persyaratan yang harus dipenuhi tetapi belum dapat dipenuhi dengan baik oleh masyarakat perikanan dan mitra kerjanya untuk berlangsungnya model pembangunan  berkelanjutan  diantaranya adalah  keharmonisan  ruang, pemanfaatan sumberdaya ikan tidak boleh melebihi kemampuan pulih, eksploitasi sumberdaya kelautan harus dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan, dan pembuangan limbah yang tidak melebihi kapasitas asimilasi lingkungan laut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">b) Aspek  sosial:  memandang  pentingnya  penekanan  demokratisasi,  pemberdayaan, peran serta, transparansi, dan keutuhan budaya sebagai kunci untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Proses pemberdayaan, peran serta dan transparansi saat ini masih menggunakan pola konvensional yang belum dilaksanakan dengan seutuhnya. Intervensi pemerintah dan keengganan mitra kerja dalam  membangun  sistem  yang  proporsional  dan  sistematis  merupakan penghambat dalam pembangunan yang berkelanjutan. Keterbukaan dan memberikan ruang bagi pihak-pihak yang berperan serta sangat diperlukan dalam pembangunan yang berkelanjutan, sehingga setiap komponen saling mengenali dan berperan aktif.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">c) Aspek  ekonomi:  perlunya  memfokuskan  perhatian  pada  upaya  peningkatan kemakmuran semaksimal mungkin dalam batasan ketersediaan modal dan kemampuan teknologi. Sumberdaya alam merupakan modal yang akan menjadi langka dan menjadi kendala bagi upaya kemakmuran, sedangkan sumberdaya manusia dengan kemampuan teknologinya akan menjadi tumpuan harapan untuk<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection6"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 4.1pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">melonggarkan batas dan mengubah kendala yang ada sehingga perkembangan kemakmuran terus berlanjut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.1pt; margin-right: 3.7pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Tujuan penerapan pembangunan perikanan berkelanjutan adalah: (a) memanfaatkan sumberdaya perikanan yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya itu sendiri sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang; dan (b) meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan serta menjaga kelestarian lingkungan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.1pt; margin-right: 4.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Indonesia harus siap menerapkan pembangunan perikanan berkelanjutan dengan alasan:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">a. Pengelolaan  perikanan  adalah  semua  upaya,  termasuk  proses  yang  terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">b. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.8pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar danberagam. Potensi perikanan  yang  dimiliki  merupakan  potensi  ekonomi  yang  dapat  dimanfaatkan untuk masa depan bangsa, sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Pemanfaatan secara optimal diarahkan pada pendayagunaan sumber daya ikan dengan memperhatikan daya dukung yang ada dan kelestariannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil, meningkatkan penerimaan dari devisa negara, menyediakan perluasan dan kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing hasil perikanan serta menjamin kelestarian sumber daya perikanan (Sumber: penjelasan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">c. Kegiatan   perikanan   dikatakan   berkelanjutan   jika   masyarakat   mendukung keberadaan kegiatan perikanan dan pengembangannya. Pengembangan yang dimaksud  adalah  perbaikan kinerja perikanan yang ditunjukkan antara lain  oleh kontribusi socialdan ekonomi bisnis perikanan terhadap kehidupan masyarakat, pengelolaan perikanan yang efektif, kelestarian sumber daya ikan, keteraturan yang mendukung terciptanya usaha perikanan dan menguntungkan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.75pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">d. Pemanfaatan sumber daya perikanan dapat memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan, sehingga penerapan strategi pembangunan perikanan berkelanjutan merupakan langkah wajib untuk dilaksanakan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.1pt; margin-right: 3.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Permasalahan yang sering timbul pada ekosistem laut, antara lain sebagai berikut:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">a. Penangkapan ikan yang berlebihan<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 126.25pt 0.0001pt 5.1pt; text-align: justify;">b. Penangkapan ikan dengan bahan kimia atau bahan peledak c.  Penangkapan ikan dengan mata jaring yang terlalu kecil<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">d. Penangkapan dengan alatpukat harimau<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="WordSection7"><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.85pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Penangkapan  ikan yang berlebihan, penggunaan bahan kimia, penggunaan bahan peledak, penggunaan mata jarring yang terlalu kecil dan pukat harimau akan berakibat pada terganggunya keseimbangan ekosistem, antara lain berupa: (1) penangkapan ikan berlebihan diatas potensi lestari; (2) tertangkapnya species ikan tertentu  yang bukan  tujuan penangkapan; (3) ancaman kepunahan species ikan tertentu; (4) tertangkapnya ikan-ikan muda; (5) rusaknya dasar perairan; (6) terjadinya polusi; (7)  dampak negative terhadap bio-diversity dan target resources.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.9pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Sumberdaya     yang     pada     ekosistem     laut     memang     dapat     pulih kembali (renewable resources), namun bukanlah tidak terbatas. Penangkapan ikan yangramah lingkungan dan meperhatikan potensi lestari dari sumber daya, akan memberikan harapan bagi kita dan generasi berikutnya untuk dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.45pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">e. Pencemaran yang semakin meningkat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra, merupakan suatu perairan yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat  penerimaan  polutan  (bahan  cemar)  yang  jatuh  dari  atmosfir.  Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut(termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain- lain).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.65pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Beberapa penyebab pencemaran pada ekosistem laut, antara lain berupa: (1) pencemaran oleh sampah; (2) pemcemaran oleh logam berat; (3) pencemaran oleh minya; (4) pencemaran oleh  bahan kimia berbahaya; (5) pencemaran oleh limbah industry; (6) pencemaran akibat polusi kebisingan; (7) pencemaran akibat peningkatan keasaman; dan (8) pencemaran akibat proses Eutrofikasi.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">f.  Keamanan laut yang kurang terjamin<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Keamanan laut yang kurang terjamin mengakibatkan maraknya illegal fishing, kerusakan lingkungan, dan kelangkaan sumber daya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.1pt; text-align: justify;">g.  Peralatan penangkapan yang minim bagi nelayan lokal<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.5pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 19.25pt; margin-right: 3.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 28.45pt;">Peralatan penangkapan yang minim bagi nelayan lokal akan berakibat pada minimnya hasil tangkapan dan rendahnya kesejahteraan keluarganya. Lebih jauh Sondita (2012) menjelaskan: kegiatan perikanan dikatakan berkelanjutan jika masyarakat mendukung keberadaan kegiatan perikanan dan pengembangannya. Pengembangan  yang  dimaksud  adalah  perbaikan  kinerja  perikanan  yang ditunjukkan  antara  lain  oleh  kontribusi  social  dan  ekonomi  bisnis  perikanan terhadap kehidupan masyarakat, pengelolaan perikanan yang efektif, kelestarian sumber daya ikan, keteraturan yang mendukung terciptanya usaha perikanan dan menguntungkan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 5pt; margin-top: 0.35pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin: 0cm 3.9pt 0.0001pt 5.1pt; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;">Sumberdaya    ikan,   meskipun   termasuk   sumberdaya   yang   dapat   pulih kembali (renewable resources), namun bukanlah tidak terbatas. Oleh karena itu, perlu<o:p></o:p></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.1pt; margin-right: 3.6pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">dikelola secara bertanggungjawab dan berkelanjutan agar kontribusinya terhadap ketersediaan nutrisi, peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Pengelolaan sumberdaya ikan sangat erat kaitannya dengan pengelolaan operasi penangkapan ikan dan sasaran penangkapan ikan yang dilakukan. Usaha-usaha untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dari ancaman kepunahan, sebenarnya telah dilakukan sejak lama oleh berbagai ahli penangkapan ikan di seluruh dunia. Sebagai contoh, sudah lebih dari seratus tahun yang lalu, industri penangkapan ikan di Laut Utara telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi buangan hasil tangkap sampingan (by catch). Selain hal tersebut di atas, untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan perlu juga dilihat dari penggunaan alat-alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, yaitu dari segi pengoperasian alat penangkapan  ikan,  daerah  penangkapan  dan  lain  sebagainya  sesuai  dengan  tata laksana untuk perikanan yang bertanggungjawab atauCode of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF).   Ke   depan,   trend   pengembangan   teknologi   penangkapan   ikan ditekankan pada teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan (enviromental friendly   fishing   tecnology) dengan   harapan   dapat   memanfaatkan   sumberdaya perikanan secaraberkelanjutan. Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah suatu alat tangkap yang tidak memberikandampak negatif terhadap lingkungan.  Hal- halyang harus diperhatikan mencakup: sejauh mana alat tangkap tersebut dapat merusak dasar perairan, kemungkinan hilangnya alat tangkap, kontribusinya terhadap polusi,   sejauhmana   alat   tersebut   dapat   berdampak   terhadap bio-diversity dan target resources   (komposisi  hasil  tangkapan), adanya  by  catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 6pt; text-align: justify;"> </div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sehingga management of fishing capacity atau manajemen kapasitas penangkapan ikan dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya yang terdiri dari aturan-aturan yang bersifat teknis, bersifat pengendalian upaya penangkapan, bersifat pengendalian hasil tangkapan, pengendalian ekosistem danpendekatan manajemen usaha  perikanan  yang  disesuaikan  dengan  kondisi  perikanan,  potensi  lestari  dari sumber daya, kepentingan masyarakat perikanan sebagai pengguna, pemerintah dan stakeholder<o:p></o:p> </div><center><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" gesture="media" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/NpiGyjHMHC8?list=PLR1s1vVmsg5b_uibQGtcqVlNQUe6DScSA" width="554"></iframe><center> </center></center>

KRITERIA ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN

KRITERIA A L AT T A N G KAP IKAN Y ANG RA MAH L INGKU N G AN D i In d o n esia saat i n i, t e l ah b a n yak d i k e mb a n g k an ...

POST NUSANTARA

Penggunaan lampu sebagai alat bantu Penangkapan

Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan

ALAT TANGKAP GILLNET

KRITERIA ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN

Entri Populer

Blog Archive